Satgas Advokasi PWPM Sultra Resmi Bertugas

Satgas Advokasi PWPM Sultra Resmi Bertugas

Ketua Satgas Advokasi PWPM Sultra, Alasman Mpesau, saat menerima bendera sebagai silmbol pengukuhan Satgas PWPM Sultra, rabu (15/11). Foto: Wa Ode Sitti Febriani/Kendari Pos

KENDARIPOS.CO.ID — Kaum lemah seringkali terzalimi. Parahnya, tidak ada perlawanan berarti. Maka demi memperjuangkan hak kaum terpinggirkan (mustadh’afin), dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Advokasi Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sultra, Rabu (15/11). Nantinya, mereka bakal menyuarakan sekaligus mengawal hak kaum terpinggirkan di Bumi Anoa. Ketua Satgas Advokasi PWPM Sultra, Alasman Mpesau mengatakan, wadah ini dibentuk sebagai amanah mulia dari pimpinan pusat Muhammadiyah, yang mana setiap wilayah seIndonesia harus punya lembaga serupa. Cukup banyak masyarakat lemah yang butuh perlindungan makanya harus ada wadah khusus yang fokus menangani kasus semacam ini.

“Makanya mulai hari rabu (15/11), target utama kami sebagai program awal Satgas Advokasi Sultra terkait dengan tugas mengadvokasi kalangan terzalimi yang bisa dengan mudah kita temukan di sepanjang daerah pertambangan Sultra,” katanya. Yang paling utama, dalam waktu dekat pihaknya akan turun langsung mendampingi korban eksploitasi perusahaan tambang di beberapa wilayah. Karena dalam realitas, tenaga asing condong menekan tenaga lokal, yang mana dalam sistem operasional perusahaan sama sekali tidak memanfaatkan masyarakat sekitar. “Ini adalah penjajahan ekonomi yang terang-terangan,” tegasnya.

Aksi lain yang juga mulai dirancang adalah seputar dampak eksploitasi yang jelas-jelas merusak lingkungan hidup sehingga masyarakat setempat hidup di lingkungan yang tidak layak huni. Lingkungan yang awalnya hijau subur akhirnya menjadi tandus. “Hal lainnya yang juga jadi perhatian kami adalah budaya korup yang masih merajalela di lingkungan pemerintahan, baik dalam pengadaan barang dan jasa atau bahkan seserahan gratifikasi dari para penguasa pertambangan kepada pihak tertentu yang punya kewenangan. Ini jelas tidak benar,” ungkapnya.

Satgas Advokasi PWPM dibangun dengan 20 personil muda dibagi per divisi, mulai dari divisi non litigasi, litigasi, kesekretariatan hingga pemebrdayaan masyarakat. Semua tentu akan bekerja maksimal untuk menghidupkan job desk masing-masing. Bisa bersinergi dengan aparat penegak hukum adalah harapan terbesarnya untuk aksi pendampingan yang maksimal baik kejaksaan, kepolisian hingga TNI. Semua harus saling mendukung untuk perjuangkan hak kaum terpinggirkan.

Pembina Satgas Advokasi PWPM Sultra, Musadar Mappasomba berpesan, mereka yang baru terpilih harus jadi insan yang amanah. Jangan ada kepentingan terselubung yang dibawa atas nama Satgas Advokasi. Ini adalah babak baru bagi pemuda Muhammadiyah Sultra untuk bergerak memperjuangkan kaum lemah.

“Satgas Advokasi menjadi wadah perjuangan sekaligus penyaluran aspirasi. Suara kecil kaum lemah harus diperdengarkan kepada mereka yang punya kuasa. Seentara bagi tim penggerak yang baru terpilih, ini harus betul-betul dimanfaatkan untuk belajar untuk lebih peduli kepada masyarakat terpinggirkan,” pesannya.

Dalam kesempatan yang sama, juga digelar kuliah umum dengan tema Nalar Keadilan untuk Musthadh’afin oleh Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dr. Faisal, di Gedung Islamic Center UMK. (feb/b)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.