Komisi A minta jarak reklame tak rusak estetika kota

LENSAINDONESIA.COM: Jarak antar reklame yang terlalu dekat membuat pemandangan di sebagian ruas jalan Surabaya seperti hutan reklame.

Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Herlina Harsono Njoto mendorong pemerintah kota melakukan pengaturan jarak antar reklame.

Pasalnya, saat ini banyak reklame yang masuk kawasan terbatas memang jaraknya sudah ditentukan.

“Tetapi pada kawasan yang belum ditetapkan sebagai kawasan terbatas, semestinya perlu ditertibkan,” katanya, Kamis (7/12/2017)

Politisi Partai Demokrat ini mengakui, Pemerintah Kota Surabaya membutuhkan pendapatan asli daerah (PAD) dari reklame. Namun, menurutnya estetika kota juga harus diperhatikan.

“Bila jarak diatur, semakin sedikit titik reklame bisa jadi lebih mahal. Karena orang akan berlomba memasang di titik itu jika letaknya strategis,” tutur Herlina

Ia menambahkan, selain mengatur jarak antar reklame, pemerintah kota juga perlu mengatur jumlah reklame yang berdiri dalam satu persil.

“Berapa banyak reklame yang ada di satu titik ini juga harus diatur. Ini juga berkaitan dengan estetika kota,” paparnya

Herlina mengungkapkan, jika dalam satu tembok besar ditempeli banyak reklame, maka praktis akan mengurangi kompetisi di daerah sekitar itu. Ia mengakui keberadaan reklame membuat suasana kota menjadi lebih hidup, Namun, di tahun 2018 perlu ada pengaturan lebih lanjut tentang masalah pendirian reklame.

“Karena nanti kan ada perbaikan perda reklame,” [email protected]

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.