5 WNI ditangkap di Malaysia terkait terorisme, pengamanan Natal diperketat

5 WNI ditangkap di Malaysia terkait terorisme, pengamanan Natal diperketat
PENGAMANAN MALAM NATAL Hak atas foto BAY ISMOYO/GETTY IMAGES

Pengamanan ekstra di malam Natal dilakukan setiap tahun, namun tahun ini antisipasi lebih diberikan khususnya setelah ditangkapnya 20 terduga militan di sejumlah razia di Malaysia selama satu bulan terakhir.

Sebagian besar mereka diduga terkait dengan kelompok yang disebut sebagai Negara Islam (ISIS) dan ada juga yang pernah berjuang di Suriah. Lima diantaranya adalah warga negara Indonesia.

Seorang terduga ditangkap pada 30 November di Pontian, Johor, disinyalir sebagai pemimpin kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Kepolisian Malaysia menyatakan terduga sedang mengumpulkan dana di Malaysia, sebelum berangkat ke Suriah untuk bergabung menjadi pejuang ISIS. Pria 24 tahun itu juga dinyatakan terlibat dalam serangan bom di Bandung pada Juli 2017 lalu, yang berhasil kabur dari pengejaran polisi Indonesia.

Empat WNI lainnya ditangkap di Sandakan, Sabah pada 4 Desember. Mereka masuk wilayah Malaysia lewat Tarakan dan Nunukan dan berencana menyusup ke selatan Filipina untuk merancang bom.

Juru bicara Polri Martinus Sitompul mengatakan tidak ada ancaman teror yang terdeteksi sejak penangkapan-penangkapan itu, namun pengamanan akan diperketat di gereja-gereja dan tempat-tempat umum antara 22 Desember 2017 hingga 2 Januari 2018.

"Kami akan tetap memonitor dan tetap awas", kata Martinus kepada kantor berita AFP.

Sekitar 70.000 orang dari badan pemerintah lain dan kelompok masyarakat madani, salah satunya GP Ansor - cabang organisasi pemuda NU - juga akan ikut mengamankan malam Natal.

"Kalau saudara-saudari kami yang merayakan Natal membutuhkan... untuk menjaga keamanan mereka beribadah, kami akan membantu," kata Yaqut Chiolil Qoumas, ketua GP Ansor kepada kantor berita Reuters.

Selain penangkapan orang terkait ISIS, pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Presiden Trump baru-baru ini juga membuat keresahan karena keputusan itu membuat marah sebagian besar kaum Muslim.

Pada malam Natal tahun 2000, serentetan serangan bom terjadi di sejumlah gereja di Indonesia yang menewaskan 18 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Serangan ini diduga dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.