Nganggung Dulang, Tradisi Kerukunan Yang Patut Dijaga

Pangkalpinang — Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibukota Provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan Provinsi ini disahkan tanggal 09 Februari 2001.

Dalam keragaman budaya, di Provinsi ke 31 ini, juga menyisakan ruang bagi beberapa kisah moral tentang akhlak yang baik, toleransi, pluralisme, gotong-royong dan sebagainya. Salah satunya, adalah tradisi nganggung dulang.

Nah, bagi pembaca sekalian yang pernah berdiam di Provinsi Babel -dalam artian sebagai tenaga pemerintah yang menetap sementara- dan sempat ikuti adanya perayaan Maulid Nabi Saw di mesjid kota Pangkalpinang, tentunya akan pernah merasakan tradisi nganggung.

Nganggung dulang, itu apaan sih?

Sebagai informasi -yang disarikan dari berbagai sumber resmi- nganggung adalah, kegiatan membawa makanan dari rumah masing-masing dengan menggunakan dulang . Namun ada juga sebagian kecil dari masyarakat yang menggunakan rantang . Makanan yang dibawa dapat berupa aneka kue, atau buah-buahan, atau boleh juga nasi lengkap dengan lauk pauknya .

Bisa dicatat disini, bahwa tempat membawa makanan dalam tradisi nganggung inilah yang menjadi kekhasan tradisi ini. Karena dengan motif yang menarik, dan biasanya didominasi warna merah, tudung tempat menutupi makanan itu menjadi pelengkap sebutan nganggung dulang.

Dan perlu digaris-bawahi, tradisi nganggung adalah budaya yang sudah mendarah daging bagi masyarakat di negeri serumpun sebalai ini. Setiap hari-hari besar keagamaan seperti 1 Muharram , Maulid Nabi , isro’ Mi’roj , Nuzul Qur’an , Idhul Adha , Idul Fitri, selalu dirayakan dengan tradisi nganggung.

Sementara, dalam beberapa tempat di Bangka Belitung, ada pula yang menyelenggarakan nganggung, ketika sehabis keluarganya alami musibah kematian. Biasanya di hari ketujuh, pihak keluarga, akan sedekah pada tetangga sekitar tetap menggunakan dulang yang sama, saat perayaan hari besar tadi.

Dan selanjutnya, makna esoteris dari tradisi Nganggung Dulang ini, yang dapat diikat sebagai suatu kesimpulan adalah, yang pertama, bahwa tradisi ini sejatinya memiliki tujuan sebagai semangat gotong-royong antar warga.

Dan sebagai pamungkas, tradisi ini merupakan sarana silaturahmi antara penduduk, ketika warga pendatang makin banyak yang datang, tradisi inilah sebagai pemersatu di tingkat warga. Yang tentunya memiliki tujuan akhir, kerukunan serta ketentraman. (LH)

sumber foto : fb

REKOMENDASI :

Indonesia Wisatawan Digital Dunia

Dibaca 33

Malaysia masuk jajaran kota berpengunjung terbanya...

Dibaca 38

Grebek Syuro, PJKB Kalbar Gelar Kirab

Dibaca 33

Geopark Gunung Sewu, Potensi Pendapatan Jatim Mela...

Dibaca 90

Wow! Warga Banser Suguhkan 200 Meter Makan Sapraha...

Dibaca 44

Peringati Hari Jadi Kota Pontianak ke-246, Warga B...

Dibaca 98

Mabuk, Pria ini pukul wanita di pesawat

Dibaca 40

Awas letusan gunung Agung, Begini kata Menpar

Dibaca 40

Click to comment

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.